Selamat Datang di Blog ~D~ Ramadhoni...Jangan lupa membaca basmalah (بسم الله)sebelum memulai segala aktivitas kita, and jangan lupa dicomment ya blog saya...Ok d^^b Thank You...


Miris sekali melihat hal-hal yang terjadi belakangan ini. Dimana seseorang yang mengaku beragama namun dirinya tidak mencerminkan ajaran-ajaran yang diajarkan oleh agamanya tersebut. Malah cenderung terkadang ada sebagian manusia hanya menganggap agama bukan sebagai jalan hidup namun hanya sekedar "alat" atau "status" atau "identitas" belaka.

Asal Usul adanya Agama

Allah -subhanahu wa ta'ala-, Pencipta, Pemilik, Penguasa jagat raya ini berfirman, yang dimana semua yang murni firman-Nya tertulis dalam sebuah kitab agung. Dimana kitab ini hadir sebagai penutup dari semua kitab-kitab samawi (yang diturunkan dari langit) sekaligus penghapus hukum-hukum yang terdapat di dalam kitab-kitab sebelumnya (Taurat, zabur, injil) yang tidak akan lekang oleh waktu sampai berakhir semua yang ada di muka bumi ini pada hari pengadilan kelak, Al Qur-an.

Dimana salah satu hikmah dari diturunkannya agama ini adalah sebagai pedoman hidup bagi bangsa manusia dan bangsa jin yang diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa.

Sebagaimana dalam firmannya di surat ke-51, Adz Dzariyat ayat 56 :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu“.

Inilaah ayat "kunci" bagi kita semua untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti, "Untuk apa saya diciptakan?", "Untuk apa saya dilahirkan?", "Untuk apa ada kehidupan ini semua?"
Yang tidak lain dan tidak bukan, hanya Dia, 1-1nya yang dapat menjawab pertanyaan itu semua yaitu Sang Maha Pencipta segalanya, yaitu Allah -subhanahu wa ta'ala-.

Diantaranya nama-nama Allah yang indah adalah Ar Rahman dan Ar Rahim. (Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Allah tidak dzalim kepada para hamba-hamba-Nya, karena salah satu nama-Nya adalah Al Hakim (Yang Maha Adil). Allah tidak membiarkan kita lahir untuk tersesat. Namun dengan kasih sayangnya yang berlimpah, Dia utus hamba-hamba-Nya yang terpilih sebagai pembawa risalah dari Allah yang akan menjadi penjelas bagi para hamba-Nya menjawab alasam penciptaan diri mereka dan apa yang harus mereka lakukan selama hidup.

Lalu melalui para hamba-hamba-Nya yang terpilih itu, yaitu para Nabi dan Rasul, diturunkanlah wahyu dari Allah agar diajarkan kepada manusia dan dijelaskan kepada manusia, perkara-perkara apa yang harus mereka lakukan, tentang 2 tempat tujuan terakhir pula dijelaskan, yaitu Surga atau Neraka.

Namun, sudah menjadi sunnatullah, sebagaimana Iblis -la'natullah 'alaihi- yang dendam dan benci kepada Nabi Adam -'alaihissalaam- dan keturunanya. Iblis berusaha bagaimanapun caranya, memboyong keturunan Adam ke dalam Neraka dan tinggal bersamanya bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah dan tidak mau atau enggan mengikuti peraturan-peraturan yang diberikan kepada Allah.  -Na'udzubillah min dzaalik-

Akhirnya, Iblispun dalam tahap-tahap awal ini berhasil menyebarkan fitnah dimana-mana. Sampai-sampai, dimana para hamba-hamba Allah yang terpilih berhasil dibunuh dengan keji dan bahkan biadab oleh para manusia sendiri (Lho?). Iya, oleh mereka, para manusia yang lebih mendahulukan hawa nafsu, keinginannya, menuhankan akalnya yang sangat terbatas dan akhirnya mereka ingkar kepada Allah, tidak mengimani-Nya, dan meremehkan bahkan meninggalkan apa-apa yang diturunkan yang pada hakikatnya adalah untuk kebaikan mereka sendiri dan mereka inilah yang disebut sebagai orang yang kafir (ingkar). Bahkan orang-orang inipun menyelewengkan apa yang diturunkan oleh Allah.
Sebagaimana yang Allah kabarkan dalam surat

Hingga sampai kepada suatu zaman, Allah mengutus hamba terpilih-Nya di tanah yang disucikan-Nya, Makkah, ia adalah Muhammad bin 'Abdullah -shallallahu 'alaihi wasallam- (shalawat serta salam atasnya), ia diutus sebagai Nabi dan Rasul TERAKHIR dari semua Nabi dan Rasul yang pernah Allah utus di muka bumi ini. Dan Muhammad, Rasulullah (Rasul Allah) ini memiliki ajaran yang sejalan lurus dengan apa yang dilakukan oleh Nabi yang pertama yaitu Nabi Adam sampai kepada Nabi 'Isa yaitu mentauhidkan Allah.

Tauhid berarti menunggalkan Allah semata dalam penciptaan, pemberi rezeki, pengatur alam semesta, yang dimana kita hanya tunduk dan beribadah kepada-Nya dan menunggalkan kepemilikan nama-nama dan sifat-sifat yang indah hanya untuk-Nya (Al Asma Al Husna). Inilah ajaran yang dari dahulu kala diseru oleh semua para Nabi dan Rasul.

Yang akhirnya, pada Nabi dan Rasul-Nya lah, ajaran ini disempurnakan dan diberi nama oleh Allah yaitu... ISLAM.

Nah, bagaimana mengenai judul yang saya paparkan di atas?
Insya Allah akan saya jelaskan selanjutnya.
Ketua Komisi III DPR Benny K Harman mengkritisi rencana Polri mewajibkan kepemilikan kartu Inafis. Tanpa dasar hukum yang kuat, menurut Benny, penjualan pengadaan Inafis seharga Rp 35 ribu bisa jadi pungutan liar.

"Prinsipnya, kalau itu tidak ada dasar hukumnya berarti pungli. Pungutan lembaga pemerintah tanpa dasar hukum adalah pungli," kata Benny kepada detikcom, Jumat (20/4/2012).

Menurut Benny, ketimbang Polri mengurus penjualan kartu Inafis, lebih baik Polri fokus meningkatkan pelayanan masyarakat. Juga menjaga ketertiban masyarakat yang tengah terganggu maraknya aksi geng motor brutal.

"Fokus dulu pada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat termasuk penegakan hukum untuk menciptakan ketertiban dalam masyarakat,"imbaunya.

Polri meluncurkan kartu Inafis yang disebutkan untuk memudahkan masyarakat yang memerlukan kemudahan kepengurusan administrasi. Dari setiap pembuatan kartu tersebut, Polri menarik biaya sebesar Rp 35 ribu sebagai ganti administrasi kartu yang menyerupai chip kartu telepon seluler. Polri menjamin biaya tersebut masuk ke kas negara.

"Ini adalah bagian dari PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), biaya itu untuk negara, masuk ke kas negara," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, dalam kunjungan kerja di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (19/4/2012).

Menurut Saud, sebenarnya program sidik jari yang dilakukan Polri ini sudah berlangsung lama. Dia menyebut program pengambilan sidik jari tersebut sudah berlangsung saat masyarakat membuat SIM atau STNK dimana perlu pendataan identitas melalui sidik jari pemohon. Dikeluarkanya Inafis Card, jelas Saud, adalah untuk mempermudah masyarakat dalam proses administrasi. Terlebih di dalam sistem kartu tersebut juga dimuat dokumen-dokumen lain pemilik kartu.

Saud menjamin fungsi Inafis Card tidak akan tumpang tindih dengan program e-KTP yang dicanangkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri. Alasannya, Inafis Card tidak hanya menampilkan identitas seseorang tapi juga menganalisa data si pemilik kartu. "Sidik jari seseorang itu cuma satu, sama saja dengan single identity number. Nantinya bisa saling menggunakan (e-ktp dan inafis card). Nantinya Inafis Card digunakan untuk membandingkan dalam rangka identifikasi scientifik" jelasnya.

Contoh lainnya dari Inafis Card adalah untuk kepentingan penyelidikan kepolisian, sehingga polisi dapat dengan mudah mencari identitas seseorang dengan data yang sudah masuk dalam sistem komputerisasi. Saat ini Polri baru melakukan pelayanan di wilayah Polda Metro Jaya, Jabar, Yogyakarta, Jateng, dan Jatim. Diharapkan ke depannya seluruh Polda dapat memberikan pelayanan pembuatan kartu tersebut.[1]

Anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat meminta Polri mengungkap secara gamblang proyek pengadaan kartu Inafis kepada masyarakat. Harga kartu Inafis Rp 35 ribu dinilainya sangat mahal dan berpotensi adanya permainan.

"Polri harus bisa menjelaskan kepada masyarakat dari mana dana pengadaannya? Apa ditenderkan pengadaan peralatannya?" kata Martin kepada detikcom, Jumat (20/4/2012).

Selain itu Polri juga harus menjelaskan kenapa tidak bisa mengintegrasikan konten sidik jari dalam kartu Inafis dengan e-KTP yang sedang dikerjakan Kemendagri. Karena kalau hal itu dilakukan jelas penghematan biaya yang sangat besar.

"Dimana pentingnya dan mendesak harus diadakan sendiri yang tidak bisa ditampung dalam data e-KTP? Kenapa tidak ditambahkan saja dalam biaya pembuatan SIM? Kenapa harganya semahal itu? padahal sebenarnya bisa digratiskan kalau memang sangat penting, sebab DPR bisa menganggarkan biaya pembuatannya kalau memang dirasakan perlu untuk rakyat,"keluh Martin.

Polri meluncurkan kartu Inafis yang disebutkan untuk memudahkan masyarakat yang memerlukan kemudahan kepengurusan administrasi. Dari setiap pembuatan kartu tersebut, Polri menarik biaya sebesar Rp 35 ribu sebagai ganti administrasi kartu yang menyerupai chip kartu telepon seluler. Polri menjamin biaya tersebut masuk ke kas negara.

"Ini adalah bagian dari PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), biaya itu untuk negara, masuk ke kas negara," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, dalam kunjungan kerja di Batam, Kepulauan Riau, Kamis (19/4/2012).

Menurut Saud, sebenarnya program sidik jari yang dilakukan Polri ini sudah berlangsung lama. Dia menyebut program pengambilan sidik jari tersebut sudah berlangsung saat masyarakat membuat SIM atau STNK dimana perlu pendataan identitas melalui sidik jari pemohon. Dikeluarkanya Inafis Card, jelas Saud, adalah untuk mempermudah masyarakat dalam proses administrasi. Terlebih di dalam sistem kartu tersebut juga dimuat dokumen-dokumen lain pemilik kartu.

Saud menjamin fungsi Inafis Card tidak akan tumpang tindih dengan program e-KTP yang dicanangkan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri. Alasannya, Inafis Card tidak hanya menampilkan identitas seseorang tapi juga menganalisa data si pemilik kartu. "Sidik jari seseorang itu cuma satu, sama saja dengan single identity number. Nantinya bisa saling menggunakan (e-ktp dan inafis card). Nantinya Inafis Card digunakan untuk membandingkan dalam rangka identifikasi scientifik" jelasnya.

Contoh lainnya dari Inafis Card adalah untuk kepentingan penyelidikan kepolisian, sehingga polisi dapat dengan mudah mencari identitas seseorang dengan data yang sudah masuk dalam sistem komputerisasi. Saat ini Polri baru melakukan pelayanan di wilayah Polda Metro Jaya, Jabar, Yogyakarta, Jateng, dan Jatim. Diharapkan ke depannya seluruh Polda dapat memberikan pelayanan pembuatan kartu tersebut.[2]

Semoga saja nantinya kita dapat menemukan sebuah cara yang baru, 1 kartu dengan multifungsi yang tentunya efektif bagi kepentingan kewarganegaraan.

-----------Footnote-------------------------------------------------------------------------------------------
[1] http://news.detik.com/read/2012/04/20/060649/1896892/10/tanpa-dasar-hukum-kartu-inafis-rp-35-ribu-bisa-jadi-pungli?nd992203605
[2] http://news.detik.com/read/2012/04/20/081030/1896936/10/anggota-komisi-iii-polri-harus-jelaskan-tender-kartu-inafis-secara-terbuka

TEMPO.CO , Jakarta: Menteri Perindustrian M.S Hidayat memastikan bahwa pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pasti akan dilakukan pemerintah. Namun, dia belum mau mengungkapkan kapan pemerintah mau menerapkan pembatasan itu untuk menjaga tingkat konsumsi BBM bersubsidi 40 juta kiloliter.
"Secara resmi akan diumumkan pada Mei nanti," kata Hidayat ketika dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Rabu, 25 April 2012.
Meski belum jelas kapan pembatasan BBM bersubsidi mulai dijalankan, namun Hidayat memastikan bahwa pembatasan tetap akan dilakukan berdasarkan kapasitas mesin mobil. »Iya pembatasan akan dilakukan di situ, untuk kendaraan roda empat dengan kapasitas 1.500 cc ke atas," ujarnya.
Berdasarkan riset Tempo, ada sejumlah jenis mobil dari berbagai merek yang mesinnya di bawah 1.500 cc.

Gambar di bawah adalah metode pembatasan subsisi BBM berdasarkan kapasitas mesin mobil :



Batalnya penyesuaian harga menyebabkan BBM bersubsidi yang dijual akan terus melebihi kuota. Dalam postur APBNP 2012, subsidi bahan bakar minyak sebesar Rp 137,38 triliun dan subsidi listrik Rp 64,9 triliun. Adapun kuota BBM bersubsidi 40 juta kilo liter.
Untuk menjaga kuota, berbagai opsi sempat dikaji, salah satunya pembatasan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil pribadi dengan kapasitas silinder mesin diatas 1500 cc. Lewat cara ini diasumsikan ada penghematan bahan bakar antara 2-3 jut kiloliter.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Sudirman Maman Rusdi mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan jelas dari pemerintah soal pemberlakuan pembatasan BBM bersubsidi.
Menurut dia, meskipun pemerintah akan membatasi konsumsi BBM bersubsidi namun Gaikindo tidak akan membatasi permintaan. »Tergantung permintaan pasar, mulai 1.000 cc, 1.400 cc, atau masing-masing merek aan menyesuaikan permintaan pasar dengan kapasitas pabriknya," kata Sudirman.Dia meminta pemerintah segera memberikan klarifikasi dan informasi jelas mengenai kebijakan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi.[1]

----Footnote-----------------------------------------------------------------------------------------------
[1] http://id.berita.yahoo.com/daftar-mobil-yang-boleh-pakai-premium-221510423--finance.html
Sebelumnya, apa yang dimaksud dengan orang yang berkarakter?

Karakter disebut juga dengan watak yaitu system daya juang yang menggunakan nilai-nilai moral yang terpatri dalam diri individu yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku. Watak adalah suatu konsep etis yang dalam penggambarannya sering dipakai kata “baik” atau ”buruk” dan menunjukkan arti normative yaitu mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu yang menjadi dasar individu atau perbuatannya dinilai oleh orang lain.

Dalam terminologi Islam, watak/karakter itu sama dengan akhlak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang akan secara spontan dan dengan mudah memancarkan sikap dan perbuatan. Dalam berakhlak, agama islam mengajarkan untuk selalu berpegangan pada Al Qur-an, sebagaimana dicontohkan oleh baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (Al Hadist). Didalam Al Qur-an dan Al Hadist, semua watak yang baik dan buruk dijelaskan dengan rinci supaya manusia tidak salah dalam melangkah, inilah bentuk kesempurnaan dari pengajaran Allah kepada para hamba-Nya.

Karakter/watak bukanlah sesuatu yang bisa diperjual-belikan. Ia hanya bisa didapat dari pembelajaran (learning), pelatihan (coaching) dan pembimbingan dan konseling (guidance and counseling). Character building atau pembangunan watak adalah “never ending process”. Untuk membangun watak, perlu dilakukan internalisasi tata nilai, menyadari mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, membentuk kebiasaan dan menjadi teladan.

Bangsa yang maju bukanlah semata-mata yang punya teknologi tercanggih ataupun kekayaan alam terbesar, tetapi lebih kepada bangsa yang mempunyai watak (baik). Coba bayangkan apa yang akan terjadi jika sebuah Negara Super Power mempunyai watak buruk. Yang diinginkannya hanyalah menguasai wilayah Negara lain. Praktis, seluruh Negara didunia yang merasa terancam tidak akan tenang melihat “kerakusan” seperti itu dan mereka akan bersatu memboikot dan melawan Negara itu. Apa yang akan terjadi jika seluruh dunia membencinya? Tentu saja kehancuran yang akan datang. Peran watak bagi sebuah Negara sangatlah penting ibarat kemudi bagi sebuah kapal. [1]

Bagaimana kita dapat mengetahui karakter asli seseorang?

Ajaklah seorang tersebut melakukan perjalanan jauh (safar), sebagaimana atsar yang shahih di bawah ini dari shahabat Rasulullah, amirul mu'minin, khalifah ke-2 dalam Islam, Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu 'anhu.

Pernah ada seseorang yang memberikan persaksian di hadapan Umar bin Al-Khaththab, maka Umar pun berkata, “Aku tidak mengenalmu, dan tidak me-mudharat-kan engkau meskipun aku tidak mengenalmu. Datangkanlah orang yang mengenalmu.”

Maka ada seseorang dari para hadirin yang berkata, “Aku mengenalnya, wahai Amirul Mukminin.”

Umar berkata, “Dengan apa engkau mengenalnya?”

Orang itu berkata, “Dengan keshalihan dan keutamaannya.”

Umar berkata, “Apakah dia adalah tetangga dekatmu, yang engkau mengetahui kondisinya di malam hari dan di siang hari serta datang dan perginya?”

“Tidak.”

“Apakah dia pernah bermuamalah denganmu berkaitan dengan dirham dan dinar, yang keduanya merupakan indikasi sikap wara’ seseorang?” tanya Umar lagi.

“Tidak.”

Umar berkata lagi:

فَرَفِيْقُكَ فِي السَّفَرِ الَّذِي يُسْتَدَلُّ بِهِ عَلَى مَكَارِمِ الأَخْلاَقِ؟

“Apakah dia pernah menemanimu dalam safar (perjalanan jauh), yang safar merupakan indikasi mulianya akhlak seseorang?

Orang itu berkata, “Tidak.”

Umar menimpali, “Jika demikian engkau tidak mengenalnya.

(Atsar ini dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Ghalil 8/260 no 2637) [2]

Sungguh benar perkataan Umar, safar (perjalanan jauh) memang merupakan pengungkap akhlak (karakter) seseorang. Betapa banyak orang yang nampaknya mulia dan berkarakter baik di depan kita atau yang sehari-hari kita lihat namun tatkala kita ber-safar bersamanya dalam waktu yang lama dan jarak perjalanan yang jauh, tatkala kita berhadapan dengan kesulitan dan butuh akan pengorbanan, maka akan nampak karakternya yang asli, karakter yang baik ataukah karakter yang buruk?

Kita semua berlindung kepada Allah dari karakter-karakter yang buruk agar tidak bersemayam di dalam diri kita semua dan senantiasa kita meminta karakter-karakter yang baik kepada Allah agar dijadikan kita memilikinya...

Aamiin.

Kembali ke pertanyaan sesuai dengan judul di atas, Apakah anda orang yang berkarakter?

Bertanyalah kepada orang-orang disekitar anda...

--------Footnote-------------------------------------------------------------------------------------------