Selamat Datang di Blog ~D~ Ramadhoni...Jangan lupa membaca basmalah (بسم الله)sebelum memulai segala aktivitas kita, and jangan lupa dicomment ya blog saya...Ok d^^b Thank You...


Untuk menangani konflik dengan efektif dalam suatu organisasi, kita harus mengetahui kemampuan diri sendiri (individu) dan juga pihak-pihak yang mempunyai konflik. Ada beberapa cara untuk menangani konflik antara lain :

1. Introspeksi diri
Bagaimana kita biasanya menghadapi konflik ? Gaya/cara apa yang biasanya digunakan?
Apa saja yang menjadi dasar dan persepsi kita. Hal ini penting untuk dilakukan
sehingga kita dapat mengukur kekuatan kita.
2. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
Sangat penting bagi kita untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat. Kita dapat
mengidentifikasi kepentingan apa saja yang mereka miliki, bagaimana nilai dan
sikap mereka atas konflik tersebut dan apa perasaan mereka atas terjadinya
konflik. Kesempatan kita untuk sukses dalam menangani konflik semakin besar
jika kita meliha konflik yang terjadi dari semua sudut pandang.
3. Identifikasi sumber konflik
Seperti dituliskan di atas, konflik tidak muncul begitu saja. Sumber konflik
sebaiknya dapat teridentifikasi sehingga sasaran penanganannya lebih terarah
kepada sebab konflik.
4. Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih
yang tepat.
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam
penanganan konflik :
a. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di
atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika
situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu
pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan
situasi menang – kalah (win-win solution) akan terjadi disini. Pihak yang
kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang
berkepanjangan. Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan –
bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan
organisasi) di atas kepentingan bawahan.
b. Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah
menunda konflik yang terjadi. Situasi menag kalah terjadi lagi disini.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk
mendinginkan suasana, mebekukan konflik untuk sementara. Dampak kurang
baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali,
ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih
memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
c. Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Disebut juga
sebagai self sacrifying behaviour. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan
baik dengan pihak tersebut.
Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal
yang utama di sini.
d. Kompromi
indakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal
tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama.
Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk
mendapatkan situasi menang-menang (win-win solution)
e. Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama.
Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing
tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan
antar pribadi menjadai hal yang harus kita pertimbangkan. Sehingga mendapat solusi dari masalah-masalah yang terjadi dalam organisasi tersebut.

Dari USU Digital Library dengan berbagai perubahan dari penulis (saya). ^^
Seperti yang sudah kita ketahui nama PSM Swara Darmagita sudah tidak asing lagi di dunia seni Paduan Suara Indonesia. Apalagi bagi kita yang merupakan warga Universitas Gunadarma. PSM Swara Darmagita sendiri terbentuk dimulai dengan berkumpulnya sekelompok mahasiswa yang senang bernyanyi yang mengadakan latihan secara teratur, lama kelamaan tercetus ide untuk mendirikan Paduan Suara Mahasiswa Swara Darmagita yang resmi berdiri pada tanggal 28 Oktober 1989. Paduan Suara ini juga seperti judul di atas, tidak hanya belajar bernyanyi tapi berorganisasi adalah benar, karena kita (para anggota PSM Swara Darmagita) juga dapat terlibat dalam kepengurusan PSM kita ini yang selalu berganti kepengurusan tiap tahunnya. Jabatan-jabatannyapun terbentuk sesuai dengan bagian-bagian pekerjaan mereka.
Misalnya, terdapat seorang Koor.Kepelatihan yang bertanggung jawab atas latihan-latihan paduan suara yang dibuat jadwalnya sedemikian rupa, ada lagi Koor.Perlengkapan yang tugasnya menyiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan sebuah Paduan Suara, seperti Keyboard, kostum untuk tampil, dll. Ada juga Koor.Humas yang merupakan sarana/jembatan Paduan Suara terhadap masyarakat kampus, seperti pembuatan Mading, dll. Dan juga Koor.Dokumentasi dan Partitur yang memiliki tanggung jawab pada dokumentasi kegiatan-kegiatan Paduan Suara dan juga terhadap partitur-partitur lagu yang dinyanyikan Paduan Suara. Dan tidak ketinggalan juga Ketua Paduan Suara yang menentukan segala ketentuan dan keputusan yang berjalan dalam Paduan Suara kita ini. Pada Organisasi Paduan Suara kita inipun, sama seperti organisasi-organisasi lain, terdapat berbagai macam rapat sesuai dengan kebutuhan kepengurusan dan tidak jarang bertemu dengan konflik-konflik. Contohnya : Pada saat kami ingin mengadakan suatu acara, maka kami akan segera membentuk susunan panitia untuk mensukseskan acara tersebut. Dan pada rapat-rapat mengenai acara tersebut, pasti terdapat banyak sekali ide-ide dari tiap individunya dan juga muncul berbagi konflik yang sebetulnya jika kita bisa mengendalikannya/memanfaatkannya maka akan merupakan sebuah keuntungan bagi diri organisasi kita sendiri. Misalnya dalam suatu acara, dalam menentukan rundown. Di mana penentuan peletakkan rundown sangat dibutuhkan, karena dalam suatu acara tersebut, diharapkan semua-semuanya berjalan dengan baik, dan susunan tersebut dibuat, agar acara tersebut tidak monoton. Dan timbul pula berbagai konflik mengenai rundown acara tersebut, seperti bagaimana agar penonton tidak bosan, harus diadakan apa, apa saja yang dilibatkan, dll. Dengan ada satu konflik ini saja, akan mulai berkembang pikiran-pikiran dari masing-masing individunya untuk mencari pemecahan masalah (problem solving) yang baik dan benarnya secara bersama-sama, serta meminimalisir segala kemungkinan buruk yang ada.
Karena Paduan Suara Mahasiswa ini adalah sebagai wadah untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat kami para mahasiswa yang tergabung dalam PSM Swara Darmagita dimana dapat dijadikan sarana pembentukan karakter dan penanaman nilai-nilai yang akan mempengaruhi cara berpikir, cara merasa, cara bersikap, dan cara bertindak dalam lingkungan pergaulan dalam interaksi dengan sesama. Melalui kebersamaan di Paduan Suara, kita dibiasakan hidup bersama secara harmonis. Perbedaan latar belakang sosial, budaya, adat istiadat, agama, suku bangsa tidak dipandang sebagai masalah tetapi lebih dipahami sebagai tantangan dan peluang untuk berkembang, saling memperkaya dan mewujudkan kebersamaan dalam kebhinekaan, seperti yang dikatakan oleh seorang Pengamat Paduan Suara Mahasiswa Bapak Dr.Laurentius Tarpin, OSC, L.Th.
Sebagaimana sebuah lagu akan indah didengar kalau disusun oleh nada yang berbeda-beda dan ditata secara harmonis sehingga akhirnya dari perbedaan itu lahirlah simponi yang indah, betul kan??? Jadi walau berbeda pendapatpun, konflik seperti apapun jika kita cari jalan keluarnya bersama dan dengan kepala dingin, pasti bisa mendapat hasli yang baik bagi kita koq. ^_^
Dalam mencari keputusan dan juga solusi pasti melewati sebuah hal yang bernama “Konflik”.

Pengertian Konflik

Menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh
adanya kekuatan yang saling bertentengan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada
keinginan manusia. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu
perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.

Konflik sendiri bagi saya dalam organisasi merupakan berbedanya pendapat antar 2 orang atau lebih tentang menentukan suatu (kebijakan,dll), karena setiap orang pasti memiliki keinginan dan pendapat masing-masing.

Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya.
Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi)
dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.

Sedang menurut Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalahsuatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua
pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik
pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Jenis-jenis Konflik

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu
konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok,
konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.

Konflik Intrapersonal

Konflik intrapersonal adalah konflikseseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:
1. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
2. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
3. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan.
4. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuantujuan
yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan.

Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :

1. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama menarik.
2. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
3. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

Konflik Interpersonal

Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang
yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan
dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok

Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh
kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas
kelompok dimana ia berada.

Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama

Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.
Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan
dua macam bidang konflik antar kelompok.

Konflik antara organisasi

Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain
dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga
lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

Kesimpulan

Maka dari itu konflik akan memacu suatu individu untuk memodifikasi pikirannya sehingga mendapatkan terobosan-terobosan baru yang nantinya akan member manfaat pada Organisasi itu sendiri sehingga Organisasi tersebut akan berkembang dan menjadi dewasa.
Ada banyak Teori-teori motivasi yang telah di ciptakan oleh para ahli. Seperti, teori hierarki kebutuhan dari Maslow, Teori 2 faktor dari Ar.Herzberg, Teori prestasi dari Mc.Clelland, teroi klasik dari F.W.Taylor, dll.

Teori motivasi itu sendiri adalah sebuah pikiran atau cara untuk memotivasi seseorang terhadap seseorang atau sekelompok orang lain agar mendapatkan sebuah pencerahan yang berupa semangat. Saya sendiri, jika menjadi seorang pemimpin perusahaan, akan memilih salah satu teori di atas yaitu teori dari David McClelland yaitu teori Prestasi.

Dalam teori ini David McClelland menjelaskan tiga jenis motivasi, yang diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society” yaitu :

1. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
2. Motivasi untuk berkuasa (n-pow)
3. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)

David McClelland dalam teorinya Mc.Clelland’s Achievement Motivation Theory atau teori motivasi prestasi McClelland ini juga digunakan untuk mendukung hipotesa yang akan dikemukakan dalam penelitian. Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi (achievement), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan afiliasi.
Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki karakter yang merupakan perpaduan dari model motivasi tersebut.




Saya akan menjelaskan ketiga dari bentuk motivasi Mc.Clelland tersebut :

1. Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)

Kebutuhan akan prestasi (n-ACH) merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi , karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.

2. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)

Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow) adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.


3. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)

Kebutuhan akan Afiliasi (n-affil) adalah hasrat/keinginan untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
McClelland juga mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.


Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala Mcclelland:
a). Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
b). Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi
yang lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
c). Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses
(umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).

Karena itu saya memilih teori dari Doc.McClelland ini. Karena jika setiap individu dalam perusahaan memiliki ketiganya n-ACH,n-pow, dan n-affil, maka akan tercipta suatu suasana kerja yang baik untuk menjalankan dan melaksanakan tugas-tugas suatu organisasi. Dan akan menciptakan sebuah semangat untuk maju dan ide-ide yang cemerlang dari individunya yang dapat memajukan perusahaan atau organisasi tersebut sendiri. Dan juga seperti yang dikatakan oleh McClelland, bahwa umpan balik atau feedback sangat penting karena merupakan sebuah ukuran, sejauh mana kita telah berusaha dan sarana berpikir untuk ke depannya bagaimana organisasi atau perusahaan itu akan di jalankan agar tujuan mereka tercapai dan mendapatkan kepuasan pribadi atas kerja kerasnya.